widodaren-gerih.desa.id - Suasana penuh semangat kebangsaan dan wajah-wajah ceria generasi penerus bangsa mewarnai hari Minggu (15/06/2025) yang istimewa di Desa Widodaren, Kecamatan Gerih, Kabupaten Ngawi. Festival Kebangsaan dan Pelatihan Moderasi Beragama resmi digelar sebagai bagian dari program tahunan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) bertajuk Rintisan Desa Pancasila, yang kini telah memasuki tahun keempat pelaksanaan.
Lebih dari sekadar seremonial, kegiatan ini menjadi wujud nyata komitmen warga Desa Widodaren dalam menjaga toleransi, kerukunan antarumat beragama, serta memperkuat nilai-nilai Pancasila sebagai jati diri bangsa. Bertempat di area terbuka yang penuh semangat dan harapan, acara ini menghadirkan berbagai elemen penting masyarakat desa—mulai dari Kepala Desa Petrus Bagoes Wijayanto, S.Sos., M.Si., sekretaris dan jajaran perangkat desa, ibu-ibu PKK, tokoh agama, remaja gereja, hingga remaja masjid. Kehadiran mereka menjadi simbol kuat bahwa keberagaman adalah kekuatan, bukan perbedaan yang memecah.
Suasana semakin semarak dengan penampilan memukau dari anak-anak Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) se-Desa Widodaren. Mereka dengan percaya diri membawakan puisi kebangsaan, vocal group, tarian daerah, drama bertema toleransi, hingga hadroh. Setiap pertunjukan bukan hanya menjadi hiburan, tetapi juga sarana edukasi dan refleksi bersama tentang pentingnya persatuan. Tepuk tangan meriah dan antusiasme warga menjadi bukti bahwa nilai-nilai toleransi bisa ditanamkan sejak dini melalui ekspresi seni dan budaya.
Selain pertunjukan, acara ini juga menyuguhkan Pelatihan Moderasi Beragama yang mendalam dan aplikatif. Dua narasumber yang kompeten, yakni Iman Pasu Marganda Hadiarto Purba, S.H., M.H. dan Budi Santosa, S.Pd.I., M.S.I., menyampaikan materi yang menyentuh dan menggugah kesadaran peserta tentang pentingnya menjadi pribadi yang moderat, terbuka, dan cinta damai. Pelatihan ini tidak hanya menyampaikan teori, tetapi juga membuka ruang dialog dan refleksi, menjadikannya pengalaman belajar yang membekas di hati.
“Melalui pelatihan ini, kami berharap masyarakat Desa Widodaren semakin memahami makna moderasi beragama, serta mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari,” ujar salah satu narasumber.
Antusiasme masyarakat terlihat dari keterlibatan aktif seluruh peserta dalam setiap sesi. Semangat kebersamaan, senyum hangat, hingga peluh yang jatuh hari itu menjadi saksi bahwa nilai-nilai Pancasila benar-benar hidup dalam keseharian warga. Kegiatan ini tidak hanya membangun pengetahuan, tapi juga mempererat ikatan sosial dan memperkuat rasa cinta terhadap tanah air.
Dengan kegiatan ini, Desa Widodaren kembali menegaskan jati dirinya sebagai Rintisan Desa Pancasila sebuah ruang bersama yang menjunjung tinggi keberagaman dan menjadikannya sebagai kekuatan untuk maju bersama. Desa ini telah menunjukkan bahwa merawat kebhinekaan bukan sekadar slogan, melainkan gerakan nyata yang terus dijalankan dari desa, oleh desa, untuk Indonesia.